Kunjungi suratsakit.com atau whatsapp ke
nomor 081291100600, untuk mendapatkan surat sakit secara praktis
dan mudah. Dapatkan juga konsultasi gratis dengan dokter bersertifikasi.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso
Monoarfa mengatakan, ada 3 syarat daerah bisa melonggarkan PSBB yakni indikator
penularan berdasarkan reproduction rate dengan skala R0, indikator sistem
kesehatan dan kapasitas pengujian test COVID-19 terhadap masyarakat.
Berdasarkan catatan WHO, kata Suharso,
COVID-19 skalanya pada 1,9-5,7 di seluruh dunia. Sementara di Indonesia
diperkirakan 2,5. Itu artinya dalam skala R0, virus Corona di Indonesia 1 orang
bisa menularkan ke 2 sampai 3 orang.
Namun jika dilihat data terbaru R0
Indonesia sudah membaik dan wilayah yang paling baik skalanya adalah DKI
Jakarta dan wilayah sekitarnya
"Hari ini angka reproduksi efektif
tadi itu relatif Indonesia sudah mendekati 1 secara nasional. Tetapi kalau per
provinsi itu yang paling bagus provinsi DKI dan kemudian kabupaten-kabupaten
kota di sekitar DKI," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu
(20/5/2020).
Di sisi lain, YLBHI mendesak pemerintah
dapat membandingkan kebijakan negara lain yang setara atau ekuivalen. Dia
mengatakan, kebijakan-kebijakan negara lain rata-rata diambil berdasarkan kurva
epidemiologi Covid-19, yaitu telah menurunnya data penularan per hari yang
ditunjukkan selama 14 hari. Kurva tersebut akan valid apabila ada tes massal
yang akurat sesuai proporsi jumlah penduduk.
Sedangkan, Indonesia belum melakukan
tes massal yang proporsional, termasuk contact tracing agresif seperti
negara-negara yang dirujuk tersebut. "Negara-negara tersebut bahkan sudah
jauh lebih lama melakukan lockdown, sesuatu yang Indonesia selalu hindari
dengan berbagai alasan," kata Muhammad Isnur. "Dari data yang belum
diketahui validitasnya karena sangat sedikit dibandingkan jumlah penduduk saja
kurva Indonesia belum menurun malahan naik terus, demikian pula dengan
persentase penularan per harinya," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, Ketua
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni
Monardo menyebut Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan untuk
membuat simulasi terkait pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Bapak Presiden telah berikan instruksi kepada Gugus Tugas untuk
menyiapkan suatu simulasi agar apabila kita melakukan langkah-langkah pelonggaran
(PSBB), maka tahapan-tahapannya harus jelas," kata Doni dalam video
conference, Selasa (12/5/2020).
Tahapan pertama yakni prakondisi atau
sosialiasi. Nantinya, pemerintah akan melibatkan akademis, epidemiolog,
kesehatan masyatakat, sosiolog, serta pakar komunikasi publik untuk melakukan
sebuah kajian.
Tahap kedua, yaitu kapan waktu yang
tepat pelonggaran PSBB diterapkan. Itu bergantung pada empat
kriteria. Pertama, apabila kurva kasus corona di suatu daerah sudah
melandai. "Kalau daerah belum menunjukkan kurva menurun apalagi kurva
melandai, maka tidak mungkin daerah itu diberikan kesempatan untuk lakukan
pelonggaran," ujarnya.
Kriteria ketiga adalah prioritas daerah
mana dan bidang apa saja yang diberikan pelonggaran. Sementara kriteria
terakhir yaitu terkait koordinasi pemerintah pusat dan daerah. "Ini
penting sekali. Jangan sampai nanti diberikan pelonggaran ternyata ada
penolakan. Demikian juga mungkin dari daerah memutuskan untuk minta pelonggaran
atas inisiatif sendiri, ternyata pusat melihat belum waktunya," ucap Doni.
Persiapkan
diri Anda untuk mulai beraktivitas di New Normal. Pastikan Anda menjaga
kesehatan dengan perilaku hidup sehat dan melakukan vaksinasi COVID-19 segera.
Apabila Anda mengalami gejala atau keluhan setelah vaksin seperti demam, sesak
nafas, ruam kulit, batuk, maupun gejala lainnya, segera informasikan ke dokter
& beristirahat. Kunjungi suratsakit.com untuk meminta surat sakit dari
dokter. Jelaskan gejala penyakit Anda, isi data diri, dokter akan memastikan
gejala Anda via chat & surat sakit siap untuk dikirim.